Kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di Mesopotamia antara
lain sebagai berikut.
Kerajaan Sumeria (3500 SM)
Bangsa Sumeria adalah bangsa yang merintis peradaban
Mesopotamia. Bangsa ini berkuasa sekitar tahun 3500 SM. Mereka berasal dari daerah
di sekitar Teluk Persia. Bangsa ini menganut kepercayaan politeisme atau
mempercayai adanya banyak dewa. Dewa-dewa tersebut, antara lain, Uruk (Dewa
Langit), Nippur (Dewa Bumi), dan Eridu (Dewa Air). Tempat untuk memuja para
dewa tersebut adalah ziggurat. Bangsa Sumeria juga sudah mengenal tulisan,
yaitu tulisan paku. Kebudayaan bangsa Sumeria akhirnya berakhir setelah pada
tahun 2350 SM diserang oleh bangsa Akkad di bawah pimpinan Sargon.
Bangsa Akkad adalah rumpun bangsa Semit.
Kerajaan Akkad (2300 SM)
Bangsa Akkad termasuk rumpun bangsa Semit yang berasal dari
daerah padang pasir. Mereka bergerak dari daerah yang terletak di sebelah utara
daerah Mesopotamia. Di bawah pimpinan Sargon, pasukan bangsa Akkad semakin
bertambah kuat dan melakukan serangan serta berhasil menduduki daerah
Mesopotamia dengan mengalahkan Kerajaan Sumeria.
Dengan kemenangan tersebut bangsa Akkad tidak lagi menjadi
bangsa pengembara. Mereka mulai hidup menetap di daerah Mesopotamia. Walaupun
bangsa Akkad berhasil memenangkan perang tersebut, tetapi mereka mengambil dan
meniru kebudayaan bangsa Sumeria. Bahkan mereka berintegrasi dengan penduduk
yang ditaklukkannya.
Bangsa Akkad memuja banyak dewa, dan juga memiliki
cerita-cerita dongeng tentang kepahlawanan, seperti cerita tentang Adopa,
Etana, dan Gilgamesh.
Kerajaan Babylonia Lama (1850 SM)
Kota Babylonia dibangun oleh bangsa Amori di bawah pimpinan Sumuabum.
Letak Kota Babylonia dekat dengan Kota Kish. Bangsa Amori tampil sebagai
penguasa baru di Mesopotamia. Raja yang terkenal dari Kerajaan Babylonia (Lama)
ini adalah Hammurabi(1750 SM). Raja Hammurabi terkenal dengan
hukumnya, yaitu Hukum Hammurabi.
Pada masa pemerintahan Hammurabi, kekuasaan Babylonia
terbentang dari Teluk Persia sampai seberang wilayah Turki sekarang dan dari Pegunungan
Zagros di timur sampai Sungai Khabur di Siria. Tetapi, sepeninggal Hammurabi
wilayah Babylonia terpecah-balah dan akhirnya Babylonia (Lama) runtuh karena
serangan dari bangsa Hitti (Hittit). Selanjutnya Mesopotamia diduduki dan
diperintah oleh bangsa Kassi (Kassit).
Kerajaan Assyria (Assur)
Bangsa Assyria memenangkan peperangan atas bangsa-bangsa
tersebut di atas dan menguasai daerah Mesopotamia. Bangsa Assyria juga ingin
menguasai laut untuk melindungi perdagangan. lJpaya tersebut baru berhasil sekitar
tahun 750 SM. Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Assyria, dan antaranya
Raja Sargon I I, Raja Sennacherib, dan Raja Assurbanipal.
Lambat laun Kerajaan Assyria semakin lemah. Hal ini
diketahui oleh bangsa Chaldea yang berkembang di daerah Mesopotamia Selatan
(bekas kekuasaan Kerajaan Babylonia Lama). Bangsa ini menyerang Kerajaan
Assyria. Pada tahun 612 SM, Ibu Kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga
mengakibatkan runtuhnya Kerajaan Assyria.
Kerajaan Babylonia (Baru) atau Chaldea
Setelah berhasil merebut bangsa Assyria pada tahun 612 SM,
bangsa Chaldea di bawah pimpinan Raja Nabopalassar membangun
kembali Kerajaan Babylonia (atau disebut juga dengan Babylonia Baru). Raja-raja
yang pernah berkuasa di Kerajaan Babylonia Baru di antaranya Raja Nabopalassar,
Raja Nebokadnezar, Raja Nebonidas, dan Raja Belshazzar. Kerajaan Babylonia Baru
runtuh akibat serangan dari bangsa Persia pada tahun 539 SM.
Kerajaan Persia
Di bawah pimpinan Cyrus berdirilah Kerajaan
Persia, berhasil memperluas wilayah kekuasaannya dengan menaklukkan Babylonia
Baru dan daerah Asia Kecil. Raja Cyrus menguasai sebagian dari daerah India
bagian barat. Namun dalam pertempuran melawan bangsa Tura, Raja Cyrus terbunuh.
Ia kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Cambysses.
Raja Cambysses berhasii mengembalikan ketentraman dalam
negeri Persia. Bahkan pada tahun 525 SM Cambysses berhasil menaklukkan negeri
Mesir. Setelah Raja Cambysses meninggal ia digantikan oleh Raja Darius. Di
bawah pemerintahannya, Kerajaan Persia mencapai masa kejayaannya. Pada masa itu
dibangun istana yang megah dan indah di Kota Suza. Istana di Persepolis
terkenal karena mempunyai tangga raksasa untuk memasuki istana tersebut.
Kerajaan Persia hancur ketika mendapat serangan dari Iskandar Zulkarnaen.
Penduduk dan Masyarakat
Daerah-daerah di sekitar daerah Mesopotamia didiami oleh
bangsa-bangsa yang termasuk rumpun bangsa Semit. Kehidupannya bersifat
seminomaden. Aktivitas perdagangan melalui Sungai Eufrat dan Tigris.
Sekitar tahun 3000 SM, daerah Mesopotamia didiami oleh
bangsa Sumeria. Orang-orang Mesopotamia lebih banyak bertempat tinggal pada
kota-kota besar dan juga pada ibu kotanya yang bernama Uruk (Ur).
Pertanian dan Pengairan
Pada musim hujan (dari bulan Oktober-April) di Mesopotamia
terjadi air bah dari kedua sungai itu. Air menggenangi daerah di sepanjang
aliran sungai dan setelah surut meninggalkan Iapisan lumpur yang sangat subur.
Di daerah-daerah itulah masyarakat hidup dengan bercocok tanam atau bertani.
Bangsa-bangsa di Mesopotamia sudah mampu menanggulangi
masalah banjir, dan memanfaatkan airnya untuk keperluan pertanian. Caranya
ialah membuat sistem pengairan yang baik. Bendungan dibangun dan telaga buatan
digali untuk menyalurkan dan menyimpan air yang berlebihan di masa banjir.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Peradaban Mesopotamia telah memperlihatkan keunggulan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sejak didiami oleh bangsa Sumeria (tahun
3000 SM). Keunggulan-keunggulan tersebut tampak dalam bidang-bidang berikut :
- Bidang
arsitektur, orang Sumeria membangun kotanya menurut tata aturan kota yang
terencana. Bangunan umumnya terbuat dari batu bata dan tanah liat.
- Kemampuan
mengolah logam, dari pengolahan logam dihasilkan cermin, tongkat-tongkat,
kapak, dan perlengkapan senjata lainnya. Mereka juga pandai membuat
pakaian lenan, perkakas dari tembikar dan tembaga, serta perhiasan dari
emas.
- Bidang
ilmu pengetahuan, Ashurbanipal, pemimpin Assyria, membangun perpustakaan
tertua di dunia.
- Mesopotamia
pada zaman Babylonia (Baru) terkenal dengan “taman gantung”, yang
kemudian menjadi salah satu keajaiban dunia.
Aksara
Orang-orang Sumeria sudah mengenal abjad yang berupa huruf
paku. Huruf-huruf paku itu antara lain ditemukan pada sebuah prasasti yang
berisi tentang hukum dan undang-undang yang berlaku untuk mengatur kerajaan.
Undang-undang dan peraturan-peraturan hukum itu disebut dengan Undang-Undang
Hammurabi (Codex Hammurabi).
Penanggalan/Kalender
Orang-orang Sumeria sudah mengenal sistem penanggaian atau
sistem kalender, yang dimaksudkan untuk mengenal perputaran waktu dan musim.
Pengetahuan tentang perputaran waktu dan musim berguna untuk menentukan saat
yang tepat dalam melaksanakan aktivitas kehidupannya, baik untuk bercocok
tanam, perdagangan, dan sebagainya.
Untuk mempermudah memahami pengetahuan tentang perputaran
waktu dan musim,, mereka membagi dan mempersingkat waktu ke dalam jam, menit,
dan detik. ~embagian waktu terus dikembangkan ke dalam bentuk yang lebih khusus
melalui sistem penanggalan atau sistem kalender, yaitu 24 jam menjadi 1 hari,
30 hari menjadi 1 bulan, dan 12 bulan menjadi 1 tahun.
Kepercayaan
Berkembangnya kepercayaan di Mesopotamia berawal dari kepercayaan
bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria memuja dewa-dewa yang menguasai alam, seperti
Dewa Anu (Dewa Langit), Dewa Enlil (Dewa Bumi), dan Dewa Ea (Dewa Air). Ketiga
dewa itu mendapat pemujaan tertinggi dari bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria juga
menyembah Dewa Sin (Dewa Bulan), Dewa Samas (Dewa Matahari), dan Dewa Istar
(Dewa Perang dan Asmara).
Bangsa Sumeria juga menyembah Tammuz (Dewa Tumbuh-tumbuhan)
untuk memajukan pertanian. Dewa yang memiliki peranan penting dalam kepercayaan
bangsa Sumeria adalah dewa yang berhubungan dengan terciptanya dunia, yaitu
Dewa Marduk. Dewa Marduk adalah lambang usaha bangsa Sumeria di dalam
menciptakan daerah pertanian.
Kepercayaan bangsa Sumeria ini terus berkembang dan dianut
oleh masyarakat yang tinggal di daerah Mesopotamia. Tetapi ketika bangsa Persia
menguasai daerah Mesopotamia, berkembanglah ajaran agama Persia. Kitab Suci
Awesta ini merupakan firman-dewa dengan perantara nabi diturunkan kepada bangsa
Persia.
Pada masyarakat bangsa Sumeria terdapat kepercayaan, bahwa manusia
setelah mati akan hilang. Hal ini dijelaskan dalam cerita Gilgamesh. Cerita itu
pada hakikatnya mempunyai kesimpulan bahwa hidup abadi di dunia ini tidak ada.
Hukum
Sejak awal pemerintahannya, Raja Hammurabi telah
memperkenalkan sistem hukuman dalam kehidupan masyarakat yang peraturannya
didasarkan atas nilai-nilai tradisional. Dengan peraturan hukum seperti itu,
masyarakat akan dapat hidup dengan hidup yang tertib dan menjadikan Raja
Hammurabi sebagai raja yang besar, bijaksana, dan termasyhur namanya.
Hukum tersebut berupa prasasti batu yang tingginya delapan
kaki atau sekitar 2,5 meter dan ditempatkan di tengah-tengah ibu kota Kerajaan
Babylonia. Prasasti itu ditemukan kembali oleh pada ahli Prancis di Kota Susa
(Persia) pada abad ke-20. Hukum itu dikenal dengan Hukum atau Undang-Undang
Hammurabi (CodexHammurabi) dan merupakan hukum atau undang-undang tertulis
pertama di dunia. Dalam kitab hukum atau undang-undang itu ditulis tentang
peraturanperaturan yang menyangkut bidang pertanian, perdagangan, agama,
pemerintahan, dan kemasyarakatan. Hukum itu terdiri dari 300 pokok
undang-undang. Pada setiap bagian dengan jelas tercantum jenisjenis pelanggaran
dan hukumannya. Dalam menjalankan undang-undang itu, Raja Hammurabi bertindak
dengan keras dan tegas, sehingga terwujud ketertiban dan keamanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar