Dinasti Xia
Dinasti Xia adalah dinasti pertama yang diceritakan dalam catatan sejarah
seperti Catatan Sejarah Agung dan Sejarah Bambu. Dinasti ini didirikan oleh Yu
yang Agung. Menurut kronogi tradisional berdasarkan perhitungan Liu Xin,
dinasti ini berkuasa antara 2205 SM sampai 1766 SM, sedangkan menurut Sejarah
Bambu, pemerintahan dinasti ini adalah antara 1989 SM dan 1558 SM. Menurut
Proyek Kronologi Xia Shang Zhou yang diselenggarakan oleh pemerintah Republik
Rakyat Cina pada tahun 1996, dinasti ini berkuasa antara 2070 SM hingga 1600
SM.
Dinasti Shang (1600 SM-1046 SM)
Dinasti Shang menurut sumber tradisional adalah dinasti pertama Cina. Menurut
kronologi berdasarkan perhitungan Liu Xin, dinasti ini berkuasa antara 1766 SM
dan 1122 SM, sedangkan menurut Sejarah Bambu adalah antara 1556 SM dan 1046 SM.
Hasil dari Proyek Kronologi Xia Shang Zhou pemerintah Republik Rakyat Cina pada
tahun 1996 menyimpulkan bahwa dinasti ini memerintah antara 1600 SM sampai 1046
SM. Informasi langsung tentang dinasti ini berasal dari inskripsi pada artefak
perunggu dan tulang orakel, serta dari catatan sejarah Shiji karya Sima Qian.
Dinasti Zhou (1046 SM–256 SM)
Dinasti Zhou adalah dinasti terlama berkuasa dalam sejarah Cina yang menurut
Proyek Kronologi Xia Shang Zhou berkuasa antara 1046 SM hingga 256 SM. Dinasti
ini mulai tumbuh dari lembah Sungai Kuning, di sebelah barat Shang. Penguasa
Zhou, Wu Wang, berhasil mengalahkan Shang pada Pertempuran Muye.
Periode Musim Semi dan Musim Gugur (722 SM-476 SM)
Pada sekitar abad ke-8 SM, terjadi desentralisasi kekuasaan pada Periode Musim
Semi dan Musim Gugur, yang diberi nama berdasarkan karya sastra Chun Qiu (Musim
Semi dan Gugur). Pada zaman ini, pimpinan militer lokal yang digunakan Zhou
mulai menunjukkan kekuasaannya dan berlomba-lomba memperoleh hegemoni. Invasi
dari barat laut, misalnya oleh Qin, memaksa Zhou untuk memindahkan ibu kotanya
ke timur, yaitu ke Luoyang. Ini menandai fase kedua Dinasti Zhou: Zhou Timur.
Ratusan negara bermunculan, beberapa di antaranya hanya seluas satu desa,
dengan penguasa setempat memegang kekuasaan politik penuh dan kadang
menggunakan gelar kehormatan bagi dirinya. Seratus Aliran Pemikiran dari
filsafat Cina berkembang pada zaman ini, berikut juga beberapa gerakan
intelektual berpengaruh seperti Konfusianisme, Taoisme, Legalisme, dan Mohisme.
Periode Negara Perang (476 SM-221 SM)
Setelah berbagai konsolidasi politik, tujuh negara terkemuka bertahan pada
akhir abad ke-5 SM. Periode saat negara-negara saling berperang satu sama lain
hingga penyatuan seluruh Cina oleh Qin pada tahun 221 SM dikenal dengan nama
Periode Negara Perang, diambil dari nama karya sejarah Zhan Guo Ce (Strategi
Negara Berperang).
Zaman kekaisaran
Dinasti Qin (221 SM–206 SM)
Qin Shi HuangDinasti Qin berhasil menyatukan Cina yang terpecah menjadi beberapa kerajaan pada Periode Negara Perang melalui serangkaian penaklukan terhadap kerajaan-kerajaan lain, dengan penaklukan terakhir adalah terhadap kerajaan Qi pada sekitar tahun 221 SM. Qin Shi Huang dinobatkan menjadi kaisar pertama Cina bersatu pada tahun tersebut. Dinasti ini terkenal mengawali pembangunan Tembok Besar Cina yang belakangan diselesaikan oleh Dinasti Ming serta peninggalan Terakota di makam Qin Shi Huang.
Dinasti Han (206 SM–220)
Dinasti Han didirikan oleh Liu Bang, seorang petani yang memimpin pemberontakan
rakyat dan meruntuhkan dinasti sebelumnya, Dinasti Qin, pada tahun 206 SM.
Zaman kekuasaan Dinasti Han terbagi menjadi dua periode yaitu Dinasti Han Barat
(206 SM – 9) dan Dinasti Han Timur (23 – 220) yang dipisahkan oleh periode
pendek Dinasti Xin (9 – 23).
Zaman Tiga Negara (220–280)
Zaman Tiga Negara (Wei, Wu, dan Shu) adalah suatu periode perpecahan Cina yang
berlangsung setelah hilangnya kekuasaan de facto Dinasti Han. Secara umum
periode ini dianggap berlangsung sejak pendirian Wei (220) hingga penaklukan Wu
oleh Dinasti Jin (280), walau banyak sejarawan Cina yang menganggap bahwa
periode ini berlangsung sejak Pemberontakan Serban Kuning (184).
Dinasti Jin dan Enam Belas Negara (280-420)
Cina berhasil dipersatukan sementara pada tahun 280 oleh Dinasti Jin. Meskipun
demikian, kelompok etnis di luar suku Han (Wu Hu) masih menguasai sebagian
besar wilayah pada awal abad ke-4 dan menyebabkan migrasi besar-besaran suku
Han ke selatan Sungai Yangtze. Bagian utara Cina terpecah menjadi negara-negara
kecil yang membentuk suatu era turbulen yang dikenal dengan Zaman Enam Belas
Negara (304 – 469).
Dinasti Utara dan Selatan (420–589)
Menyusul keruntuhan Dinasti Jin Timur pada tahun 420, Cina memasuki era Dinasti
Utara dan Selatan. Zaman ini merupakan masa perang saudara dan perpecahan politik,
walaupun juga merupakan masa berkembangnya seni dan budaya, kemajuan teknologi,
serta penyebaran Agama Buddha dan Taoisme.
Dinasti Sui (589–618)
Setelah hampir empat abad perpecahan, Dinasti Sui berhasil mempersatukan
kembali Cina pada tahun 589 dengan penaklukan Yang Jian, pendiri Dinasti Sui,
terhadap Dinasti Chen di selatan. Periode kekuasaan dinasti ini antara lain
ditandai dengan pembangunan Terusan Besar Cina dan pembentukan banyak lembaga
pemerintahan yang nantinya akan diadopsi oleh Dinasti Tang.
Dinasti Tang (618–907)
Pada 18 Juni 618, Li Yuan naik tahta dan memulai era Dinasti Tang yang
menggantikan Dinasti Sui. Zaman ini merupakan masa kemakmuran dan perkembangan
seni dan teknologi Cina. Agama Buddha menjadi agama utama yang dianut oleh
keluarga kerajaan serta rakyat kebanyakan. Sejak sekitar tahun 860, Dinasti
Tang mulai mengalami kemunduran karena munculnya pemberontakan-pemberontakan.
Lima Dinasti dan Sepuluh Negara (907–960)
Antara tahun 907 sampai 960, sejak runtuhnya Dinasti Tang sampai berkuasanya
Dinasti Song, terjadi suatu periode perpecahan politik yang dikenal sebagai
Zaman Lima Dinasti dan Sepuluh Negara. Pada masa yang cukup singkat ini, lima
dinasti (Liang, Tang, Jin, Han, dan Zhou) secara bergantian menguasai jantung
wilayah kerajaan lama di utara Cina. Pada saat yang bersamaan, sepuluh negara
kecil lain (Wu, Wuyue, Min, Nanping, Chu, Tang Selatan, Han Selatan, Han Utara,
Shu Awal, dan Shu Akhir) berkuasa di selatan dan barat Cina.
Dinasti Song, Liao, Jin, serta Xia Barat (960-1279)
Antara tahun 960 hingga 1279, Cina dikuasai oleh beberapa dinasti. Pada tahun
960, Dinasti Song (960-1279) yang beribu kota di Kaifeng menguasai sebagian
besar Cina dan mengawali suatu periode kesejahteraan ekonomi. Wilayah Manchuria
(sekarang dikenal dengan Mongolia) dikuasai oleh Dinasti Liao (907-1125) yang
selanjutnya digantikan oleh Dinasti Jin (1115-1234). Sementara itu, wilayah
barat laut Cina yang sekarang dikenal dengan provinsi-provinsi Gansu, Shaanxi,
dan Ningxia dikuasai oleh Dinasti Xia Barat antara tahun 1032 hingga 1227.
Dinasti Yuan (1279–1368)
Kublai Khan, pendiri Dinasti YuanAntara tahun 1279 hingga tahun 1368, Cina dikuasai oleh Dinasti Yuan yang berasal dari Mongolia dan didirikan oleh Kublai Khan. Dinasti ini menguasai Cina setelah berhasil meruntuhkan Dinasti Jin di utara sebelum bergerak ke selatan dan mengakhiri kekuasaan Dinasti Song. Dinasti ini adalah dinasti pertama yang memerintah seluruh Cina dari ibu kota Beijing.
Dinasti Ming (1368–1644)
Sepanjang masa kekuasaan Dinasti Yuan, terjadi penentangan yang cukup kuat
terhadap kekuasaan asing ini di kalangan masyarakat. Sentimen ini, ditambah
sering timbulnya bencana alam sejak 1340-an, akhirnya menimbulkan pemberontakan
petani yang menumbangkan kekuasaan Dinasti Yuan. Zhu Yuanzhang dari Suku Han
mendirikan Dinasti Ming setelah berhasil mengusir Dinasti Yuan pada tahun 1368.
Dinasti Qing (1644–1911)
Dinasti Qing (1616–1924) didirikan menyusul kekalahan Dinasti Ming, dinasti
terakhir Han Cina, oleh suku Manchu dari sebelah timur laur Cina pada tahun
1644. Dinasti ini merupakan dinasti feodal terakhir yang memerintah Cina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar