Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis, termasuk Antoine Lavoisier,
secara keliru berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier
mendefinisikan asam sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya akan
asam kuat hanya terbatas pada asam-asam okso dan karena ia tidak
mengetahui
komposisi sesungguhnya dari asam-asam halida, HCl, HBr, dan HI. Lavoisier-lah
yang memberi nama oksigen dari kata bahasa Yunani yang berarti "pembentuk
asam". Setelah unsur klorin, bromin, dan iodin teridentifikasi dan
ketiadaan oksigen dalam asam-asam halida ditemukan oleh Sir Humphry
Davy pada tahun 1810,
definisi oleh Lavoisier tersebut harus ditinggalkan.
Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk Humphry Davy,
berkeyakinan bahwa semua asam mengandung hidrogen. Kimiawan Swedia
Svante Arrhenius lalu menggunakan landasan ini untuk mengembangkan definisinya tentang
asam. Ia mengemukakan teorinya pada tahun 1884.
Pada tahun 1923, Johannes
Nicolaus Brønsted dari Denmark dan Martin
Lowry dari Inggris masing-masing mengemukakan definisi protonik
asam-basa yang kemudian dikenal dengan nama kedua ilmuwan ini. Definisi yang
lebih umum diajukan oleh Lewis pada
tahun yang sama, menjelaskan reaksi asam-basa sebagai proses transfer pasangan
elektron.
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum
merupakan senyawa
kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam
definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+)
kepada zat lain (yang disebutbasa),
atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu
basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk
membentuk garam.
Contoh asam adalah asam
asetat(ditemukan dalam cuka)
dan asam sulfat (digunakan
dalam baterai atau aki mobil).
Asam umumnya berasa masam; walaupun demikian, mencicipi rasa asam, terutama
asam pekat, dapat berbahaya dan tidak dianjurkan
Berbagai definisi asam
Istilah "asam" merupakan terjemahan dari istilah
yang digunakan untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa
Inggris), zuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa
Jerman) yang secara harfiah berhubungan dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah asam memiliki arti
yang lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia,
yaitu definisi Arrhenius,Brønsted-Lowry, dan Lewis.
- Arrhenius
Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang
meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika
dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini
membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air. Asam
Arrhenius ialah zat yang melarut ke dalam air memberikan ion-ion H+,
sedangkan basa Arrhenius ialah zat yang melarut ke dalam air memberikan ion-ion
OH-. Contoh :
Asam
|
Basa
|
Hidrogen klorida
(HCl)
Hidrogen nitrat (HNO3)
Hidrogen sulfat (H2SO4)
Asam asetat (HC2H3O2)
|
Natrium hidroksida
(NaOH)
Kalium hidroksida
(KOH)
Kalsium hidroksida
Ca(OH)2
Amonia (NH3)
|
Tiga contoh yang pertama bersifat sangat atau seluruhnya
terionkan dalam larutan air dan dikelompokkan sebagai asam maupun basa kuat. Di
sisi lain, asam asetat dan amonia hanya sedikit terionkan dalam larutan air
sehingga dikelompokkan sebagai asam dan basa lemah.
- Brønsted-Lowry
Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada
basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat. Brønsted dan Lowry secara
terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut dalam
air (tidak seperti pada definisi Arrhenius).
- Lewis
Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan elektron
dari basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert
N. Lewis ini dapat mencakup asam yang tak mengandung hidrogen atau
proton yang dapat dipindahkan, seperti besi(III) klorida.
Definisi Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori orbital
molekul. Secara umum, suatu asam dapat menerima pasangan elektron pada
orbital kosongnya yang paling rendah (LUMO)
dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO)
dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa dan LUMO dari asam bergabung membentuk orbital
molekul ikatan.
Walaupun bukan merupakan teori yang paling luas cakupannya,
definisi Brønsted-Lowry merupakan definisi yang paling umum digunakan. Dalam
definisi ini, keasaman suatu senyawa ditentukan oleh kestabilan ion hidronium
dan basa konjugat terlarutnya ketika senyawa tersebut telah memberi proton ke
dalam larutan tempat asam itu berada. Stabilitas basa konjugat yang lebih
tinggi menunjukkan keasaman senyawa bersangkutan yang lebih tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar