1. Teh Minuman Kesehatan
Teh merupakan tanaman daerah tropis dan subtropis yang secara ilmiah dikenal dengan Camellia Sinensis. Dari kurang lebih 3000 jenis teh hasil perkawinan silang, didapatkan 3 macam teh hasil proses, yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Cara pengolahan teh yaitu dengan merajang daun teh dan dijemur di bawah sinar matahari sehingga mengalami perubahan kimiawi sebelum dikeringkan. Perlakuan tersebut akan menyebabkan warna daun menjadi coklat dan memberi cita rasa teh hitam yang khas.
Teh merupakan tanaman daerah tropis dan subtropis yang secara ilmiah dikenal dengan Camellia Sinensis. Dari kurang lebih 3000 jenis teh hasil perkawinan silang, didapatkan 3 macam teh hasil proses, yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Cara pengolahan teh yaitu dengan merajang daun teh dan dijemur di bawah sinar matahari sehingga mengalami perubahan kimiawi sebelum dikeringkan. Perlakuan tersebut akan menyebabkan warna daun menjadi coklat dan memberi cita rasa teh hitam yang khas.
Teh hijau, jenis teh tertua, amat disukai terutama oleh
masyarakat Jepang dan Cina. Di sini daun teh mengalami sedikit proses
pengolahan, hanya pemanasan dan pengeringan sehingga warna hijau daun dapat
dipertahankan. Sedangkan teh oolong lebih merupakan jenis peralihan antara teh
hitam dan teh hijau. Ketiga jenis teh masing-masing memiliki khasiat kesehatan
karena mengandung ikatan biokimia yang disebut polyfenol,
termasuk di dalamnya flavonoid. Flavonoid merupakan suatu
kelompok antioksidan yang secara alamiah ada di dalam sayur-sayuran,
buah-buahan, dan minuman seperti teh dan anggur.
Subklas polifenol meliputi flavonol, flavon, flavanon,
antosianidin, katekin, dan biflavan. Turunan dari katekin seperti epi-cathecin
(EC), epigallo-cathecin (EGC), epigallo-cathecin
gallate (EGCg), dan quercetin umumnya ditemukan
di dalam teh. EGCg dan quercetin merupakan anti oksidan
kuat dengan kekuatan hingga 4-5 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin E dan C
yang juga merupakan antioksidan potensial. Antioksidan diketahui mampu
menghindarkan sel dari kerusakan mengingat setiap kerusakan sel akan menyumbang
lebih dari 50 penyakit.
Teh hijau mengandung EGCg, demikian juga teh hitam, demikian
dikatakan seorang ahli biokimia. Dalam sebuah studi yang dilakukan peneliti
Belanda menyebutkan, mengkonsumsi 4-5 cangkir teh hitam setiap hari akan
menurunkan resiko stroke hingga 70% dibanding dengan mereka yang mengkonsumsi
teh 2 cangkir sehari atau kurang. Laporan lainnya menyebutkan lebih banyak
mengkonsumsi teh hitam berhubungan dengan rendahnya kasus serangan jantung.
John Folts, Direktur Sekolah Medis, Pusat Penelitian dan Pencegahan Arteri
Trombosis, Universitas Wisconsin, AS menemukan kunci khasiat dalam teh yaitu flavonoid.
Hasil penelitiannya menunjukkan, flavonoid dalam teh hitam mampu menghambat
penggumpalan sel-sel platelet darah sehingga mencegah penyumbatan pembuluh
darah pada penyakit hantung koroner dan stroke. Studi lain menyebutkan bahwa
peminum teh fanatik memiliki kadar kolesterol dan tekanan darah yang rendah,
meskipun masih belum jelas apakah semuanya itu langsung disebabkan karena teh.
Para peneliti di Universitas Case Western Reserve,
Cleveland, AS menemukan pengaruh penggunaan teh hijau pada kulit hingga 90 %.
Ternyata teh sangat efektif melindungi kulit dari sinar matahari yang dapat
mengakibatkan kanker kulit. Teh juga diketahui mengandung fluoride yang
dapat menguatkan email gigi dan membantu mencegah kerusakan gigi. Dalam suatu
studi laboratorium di Jepang, para ahli menemukan bahwa teh membantu mencegah
pembentukan plak gigi dan membunuh bakteri mulut penyebab pembengkakan gusi.
Penelitian di Jepang menunjukkan, daerah penghasil teh yang
pendudukanya terkenal sebagai peminum teh fanatik, sangat rendah angka
kematiannya yang disebabkan oleh kanker. Hasil studi lainnya, dilakukan
kerjasama antara tim peneliti Oguni dan pusat penelitian kanker di Beijing
untuk mempelajari pengaruh ekstrak teh hijau pada tikus yang telah diberi
ransum makanan karsinogenik (zat pemicu kanker). Dilaporkan, angka rata-rata kanker
pada tikus yang memperoleh ekstrak teh hijau setengah dari tikus yang tidak
memperoleh ekstrak teh hijau.
Para peneliti yakin bahwa polifenol yang dikenal sebagai cathecin yang
terdapat pada teh hijau, membantu tubuh manusia melawan sel kanker. Studi lainnya
dilakukan oleh Oguni dan Dr. Masami Yamada dari Hamamatsu Medical Center
menemukan cathecin membunuh Helicobator
pylori, bakteri pemicu kanker lambung.
Penyakit stroke adalah gangguan fungsi otak akibat aliran
darah ke otak mengalami gangguan (berkurang). Akibatnya, nutrisi dan oksigen
yang dbutuhkan otak tidak terpenuhi dengan baik. Penyebab stroke ada 2 macam,
yaitu adanya sumbatan di pembuluh darah (trombus), dan adanya
pembuluh darah yang pecah.
Umumnya stroke diderita oleh orang tua, karena proses
penuaan menyebabkan pembuluh darah mengeras dan menyempit (arteriosclerosis) dan
adanya lemak yang menyumbat pembuluh darah (atherosclerosis). Tapi
beberapa kasus terakhir menunjukkan peningkatan kasus stroke yang terjadi pada
usia remaja dan usia produktif (15 - 40 tahun). Pada golongan ini, penyebab
utama stroke adalah stress, penyalahgunaan narkoba, alkohol, faktor keturunan,
dan gaya hidup yang tidak sehat.
Penyebab stroke
Pada kasus stroke usia remaja, faktor genetika (keturunan)
merupakan penyebab utama terjadinya stroke. Sering ditemui kasus stroke yang
disebabkan oleh pembuluh darah yang rapuh dan mudah pecah, atau kelainan sistem
darah seperti penyakit hemofilia dan thalassemia yang
diturunkan oleh orang tua penderita. Sedangkan jika ada anggota keluarga yang
menderita diabetes (penyakit kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi),
dan penyakit jantung, kemungkinan terkena stroke menjadi lebih besar pada
anggota keluarga lainnya.
Penyebab serangan stroke lainnya adalah makanan dengan kadar
kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein) yang sangat tinggi.
Koleserol jahat ini banyak terdapat padajunk food, atau makanan cepat
saji. Selain itu, penyebab terjadinya serangan stroke lainnya adalah kebiasaan
malas berolah raga dan bergerak, banyak minum alkohol, merokok, penggunaan
narkotika dan zat adiktif, waktu istirahat yang sangat kurang, serta stress
yang berkepanjangan. Pecahnya pembuluh darah juga sering diakibatkan karena
penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi).
Gejala terjadinya serangan stroke
Gejala awal stroke umumnya pusing, kepala serasa berputar
(seperti penyakit vertigo), kemudian disusul dengan gangguan berbicara dan
menggerakkan otot mulut. Gejala lainnya adalah tergangguanya sensor perasa
(tidak bisa merasakan apapun , seperti dicubit atau ditusuk jarum) dan tubuh
terasa lumpuh sebelah, serta tidak adanya gerakan refleks. Sering juga terjadi
buta mendadak atau kaburnya pandangan (karena suplai darah dan oksigen ke mata
berkurang drastis), terganggunya sistem rasa di mulut dan otot-otot mulut
(sehingga sering dijumpai wajah penderita menjadi mencong), lumpuhnya otot-otot
tubuh yang lain, dan terganggunya sistem memory dan emosi. Sering dijumpai
penderita tidak dapat menghentikan tangisnya karena lumpuhnya kontrol otak pada
sistem emosinya. Hal itu membuat penderita stroke berlaku seperti penderita
penyakit kejiwaan, padahal bukan. Hal-hal seperti ini yang perlu dimengerti
oleh keluarga penderita.
Proses penyembuhan
Ada 2 proses penyembuhan utama yang harus dijalani
penderita. Pertama adalah penyembuhan dengan obat-obatan di rumah sakit.
Kontrol yang ketat harus dilakukan untuk menjaga agar kadar kolesterol jahat
dapat diturunkan dan tidak bertambah naik. Selain itu, penderita juga dilarang
makan makanan yang dapat memicu terjadinya serangan stroke seperti junk
food dan garam (dapat memicu hipertensi).
Proses penyembuhan kedua adalah fisiotherapy,
yaitu latihan otot-otot untuk mengembalikan fungsi otot dan fungsi komunikasi
agar mendekati kondisi semula. Fisiotherapi dilakukan bersama instruktur
fisiotherapi, dan pasien harus taat pada latihan yang dilakukan. Jika
fisiotherapi ini tidak dijalani dengan sungguh-sungguh, maka dapat terjadi
kelumpuhan permanen pada anggota tubuh yang pernah mengalami kelumpuhan.
Kesembuhan pada penderita stroke sangat bervariasi. Ada yang
bisa sembuh sempurna (100 %), ada pula yang cuma 50 % saja. Kesembuhan ini
tergantung dari parah atau tidaknya serangan stroke, kondisi tubuh penderita,
ketaatan penderita dalam menjalani proses penyembuhan, ketekunan dan semangat
penderita untuk sembuh, serta dukungan dan pengertian dari seluruh anggota
keluarga penderita. Seringkali ditemui bahwa penderita stroke dapat pulih
kembali, tetapi menderita depresi hebat karena keluarga mereka tidak mau
mengerti dan merasa sangat terganggu dengan penyakit yang dideritanya (seperti
sikap tidak menerima keadaan penderita, perlakuan kasar karena harus
membersihkan kotoran penderita, menyerahkan penderita kepada suster yang juga
memperlakukan penderita dengan kasar, dan sebagainya). Hal ini yang harus
dihindarkan jika ada anggota keluarga yang menderita serangan stroke.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar